Komunitas Sel (Komsel)
Pdp. Yohanes Sigit, S.Th.
DEFINISI KOMSEL DAN DASAR
ALKITABNYA.
1.
Komsel adalah keluarga
-
Efesus 2:19 Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan
pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota
keluarga Allah
Komunitas
Sel adalah Keluarga Allah.
·
1 Timotius 3:15 “… hidup sebagai keluarga Allah …”
Apa itu
Keluarga Allah?
Orang-orang yang telah dilahirkan
kembali menjadi satu keluarga dalam Tuhan.
Petrus 1:22-23 “ Karena kamu
telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat
mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu
bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Karena kamu telah
dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak
fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” (Efesus 2:19, ”Demikianlah
kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari
orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah.”
2.
Komsel adalah tempat
belajar mempraktekan hubungan kekeluargaan berupa kepedulian satu sama lain,
kasih persaudaraan, rasa saling memiliki, rasa saling menjaga satu sama lain.
-
Perlakuan kita di dalam komsel sangat menentukan
bagaimana perlakuan kita di keluarga yang akan kita bangun nanti.
3.
Komsel adalah tempat mempraktikkan gaya hidup (Pengkhotbah 4:9-12)
-
Gaya hidup seperti apa? Gaya hidup kebersamaan dalam
komunitas yang benar. Kebersamaan dalam bertumbuh dalam Kristus, kebersamaan
dalam membangun karakter, kebersamaan dalam melayani, kebersamaan dalam
berjalan dalam rencana Tuhan.
4.
Komunitas Sel Adalah
jemaat Allah yang hidup.
·
1 Timotius 3 : 15 “… yakni jemaat dari Allah yang
hidup,…”
Apa itu
jemaat Allah yang hidup?
Orang-orang yang memiliki
kehidupan Yesus didalamnya dan disebut (I Petrus 2:9) :
Bangsa yang terpilih
Imamat yang rajani
Bangsa yang kudus
Umat kepunyaan Allah
Pemberita perbuatan Allah yang
ajaib
Yang keluar dari kegelapan, diam
dalam terang-Nya.
5.
Komunitas Sel adalah
Tiang Penopang dan Dasar Kebenaran
1 Timotius 3:15 “… tiang penopang
dan dasar kebenaran.”
Apa itu
tiang penopang dan dasar kebenaran?
Orang-orang yang memiliki
komitmen yang teguh dalam jaringan yang tak terputuskan. Itulah terletak
kehidupan orang percaya (sel dan tubuh).
Kisah Para Rasul 1:21 Alkitab
berkata : orang-orang senantiasa berkumpul, dalam bahasa aslinya KOINONIA yang
memiliki arti : hubungan kasih, komitmen, komunikasi dan tanggung jawab.
PRINSIP 12
·
Mempunyai hubungan jumlah yang terbatas. Dalam Alkitab
Perjanjian Lama jumlah keluarga yang menjadi simbol kehidupan bangsa Israel
adalah keluarga Yakub dengan 12 anaknya (Kejadian 35:22b).
·
Musa membangun mezbah dengan 12 tugu yang merupakan wakil
dari 12 suku Israel (Keluaran 24:4)
·
Yosua memilih 12 orang wakil dari 12 suku Israel untuk
menyebrangi Sungai Yordan (Yosua 3:12 )
·
Yosua meminta bangsa Israel mengambil batu dari sungai
Yordan (Yosua 4:8)
·
Elia mengambil 12 batu menurut jumlah suku keturunan
Israel dan membuat mezbah demi nama Tuhan (I Raja-raja 18:31 -32)
·
Tuhan Yesus menetapkan 12 murid sebagai tim kerasulan
awal (Markus 3:14 )
·
Para Murid setelah Yudas Iskariot bunuh diri memilih
Matias untuk menggenapi bilangan 12 rasul (Kisah Para Rasul 1:26 )
KITA TIDAK
MELAKUKAN PRINSIP 12 100% TETAPI DISESUAIKAN DENGAN SIKON KONTEKSTUAL WILAYAH
MASING-MASING.
Apa Tujuan Komsel ?
-
Untuk bertumbuh dan mengalami Kristus (Matius 18:20)
-
Agar karakter semakin dewasa (Amsal 27:17)
-
Menemukan dan memaksimalkan potensi/talenta
-
Menjawab kebutuhan sesama
-
Menjadi berkat di dalam maupun di luar komsel
FOKUS
KOMSEL
Fokus komsel : Amanat Agung (Mat
28:19-20), yaitu membangun Rumah Tuhan dengan pilar-pilar yang kokoh (Kis
14:21-23).
Fokus komsel ini dapat dijabarkan
menjadi 4 P, yakni:
- Penjangkauan
Jiwa/Penginjilan
- Pemuridan
- Penggembalaan/Pemeliharaan
- Praktek Karunia Roh
PENJELASAN :
FOKUS KOMSEL
MELIPUTI :
A. Penjangkauan Jiwa
Ada 2 hal yang kita lakukan dalam
komsel yakni:
1)
Ke dalam, saling membangun.
2)
Ke luar, menjangkau jiwa.
·
Penginjilan ialah menularkan kehidupan Allah kepada
orang-orang yang belum percaya.
·
Komsel harus dapat menularkan gaya hidup Allah kepada
orang-orang belum percaya.
·
Gaya hidup Allah ialah Kasih, Kuasa dan Kebenaran.
·
Jadi, komsel harus dapat menularkan kasih, kuasa dan
kebenaran Allah kepada orang-orang luar.
Ada 4
pondasi bagi pilar penjangkauan jiwa, yakni:
1) Visualisasi.
Bawalah orang-orang yang akan
dijangkau dalam khayalan/meditasi Anda. Bayangkan jiwa ini perlu keselamatan.
Bayangkan bahwa jiwa ini perlu Tuhan.
2) Bersyafaatlah bagi jiwa yang terhilang tersebut.
Bawalah jiwa tersebut kehadapan
Allah dalam syafaat Anda. Berdirilah atas dosa mereka dan mintalah pengampunan
dari Tuhan. Katakan kepada Tuhan bahwa jiwa tersebut adalah milik Tuhan dan
bukan milik iblis lagi. Proklamirkan bahwa jiwa tersebut sudah diselamatkan
dalan nama Yesus Tuhan.
3)
Membangun asosiasi
kepada jiwa yang terhilang tersebut. Bangunlah terus relasi dan
komunikasi. Bangunlah persahabatan yang akrab bagi jiwa tersebut.
4) Kesaksian KeTuhanan Yesus dari diri Anda.
Biarlah melalui kehidupan Anda
dan kesaksian hidup Anda dalam Tuhan menjadi alat ampuh untuk membawa mereka
kepada Kristus.
B. Pemuridan.
Pemuridan dilakukan untuk
mendewasan jiwa yang sudah diselamatkan dan untuk setiap anggota sel (Kol
2:6-7).
Ada 2 hal utama yang harus kita
perhatikan dan lakukan dalam mendewasakan jiwa/anggota sel:
1)
Jiwa/anggota sel tersebut harus mengalami kelahiran baru
dalam Roh. Ia harus dibimbing untuk mengalami pelepasan akan roh-roh jahat,
lalu dibimbing untuk menerima baptisan/kepenuhan Roh Kudus. Bisa diajak untuk
ikut Seminar Pertumbuhan Rohani Jemaat (SPRJ).
2)
Ikut pemuridan/pelajaran Alkitab agar imannya semakin
kuat dan berakar.
C. Penggembalaan/Pemeliharaan
·
Pemeliharaan jiwa dilakukan dengan menggabungkannya dalam
komsel.
·
Kehidupan komsel yang sejati harus dialami oleh jiwa baru
ini. Bagi Pemelihara Kelompok sel (PKS), agenda sel harus menjadi bahan
perhatian dalam rangka pemeliharaan ini.
·
Lebih dari sebagai pemimpin dan manajer, seorang PKS
harus dapat menjadi gembala bagi anggota-anggotanya.
·
Porsi seorang PKS sebagai gembala ialah yang paling besar
dari porsinya sebagai pemimpin dan manajer.
D. Praktek Karunia Roh
·
Setiap anggota sel harus dipacu untuk mengembangkan
karunia-karunia yang dimilikinya. Baik itu menyanyi, memimpin, mengajar, musik,
bahasa roh, nubutan dan lain sebagainya.
·
Mereka harus dilibatkan dalam pelayanan di gereja. Mereka
harus didukung dalam membangun kasih persaudaraan, didukung dalam menjangkau
jiwa, dan didukung menjadi pemelihara kelompok sel (PKS) yang baru.
GEREJA SEL
Ciri-ciri Gereja Sel:
- Kegiatan tengah minggu hanya
ada komsel/sel. Tidak ada Kaum Wanita, kaum Pria atau Lansia, dsb. Sebab,
tidak boleh ada apapun yang mengganggu konsentrasi gereja mengajak jemaat
berkumpul dalam komsel
- Jemaat akan didorong 100%
berada dalam komsel/sel
- Jemaat akan menerima
pelayanan penggembalaannya via Komsel/sel
- Para pemimpin Gereja yang
setara dengan Majelis atau Diaken adalah pemimpin komsel/sel
- Kegiatan gereja pada hari
Minggu adalah selebrasi/perayaan bersama perbuatan Allah yang besar yang
dikerjakan dalam Komsel/sel yang ada. Sehingga bisa saja kebaktian itu
berisi banyak kesaksian.
KITA (GBI DS) ADALAH GEREJA DENGAN SEL
GAYA HIDUP BERKOMSEL
Bagaimana
Agar KOMSEL Tetap Berjalan ?
- Kita perlu
menjalankan fungsi 5 pelayanan jawatan serta yang menjadi kepala atas
komsel adalah Tuhan dan bukan manusia.
- Fokus yang benar tentang
komsel bukan hanya berfokus pada multiplikasi aza tapi menghadirkan
Kerajaan Allah di dalam komsel itu sendiri.
- Gaya hidup “ikut
Tuhan 24 jam”.. Sebagai tubuh Kristus, qta perlu yang namanya connect
terus dengan Kristus yang berperan sebagai kepala ^^
WILAYAH KOMSEL GBI DEWI SARTIKA
- WILAYAH 1
- WILAYAH 2
- WILAYAH 3
- WILAYAH 4
Saya ingin tahu lebih lanjut tentang makna koinonia itu Anda peroleh dari kamus apa ya?
ReplyDeleteApakah memang kata koinonia dalam bahasa Yunaninya tercatat pada kitab Kisah Rasul 1: 21, bila memang benar Alkitab Yunani terbitan dari mana ya?
salam
Koq tidak ada respon ya?
ReplyDeleteSeperti hidup segan mati tak mau?